Senin, 02 Desember 2019

Apakah itu Manajemen Pendidikan?







Hasil gambar untuk gambar manajemen pendidikan



APAKAH ITU MANAJEMEN 

PENDIDIKAN?







A.    Pengertian Manajemen

        Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.  Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Dari pengertian di atas timbul beberapa pertanyaan: apa yang diatur?, kenapa harus diatur?, siapa yang mengatur?, bagaimana mengaturnya?, bagaimana mengaturnya?, dimana harus diatur?. Jawaban dari pertanyaan tersebut bisa kita liat dari buku karangan Drs.H.Malayu S.P. Hasibuan sebagai berikut:

·         Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methods, materials, machine, and market, disingkat dengan 6M dan semua aktifitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.
·         Agar 6M lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
·         Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya.
·         Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian = planning, organizingdirecting, and controlling).
·         Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan “alat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya.
             Manajemen sama tuanya dengan peradaban di Yunani kuno dan kerajaan Romawi, ditemukan berbagai bukti dari manajemen dalam arsip sejarah pemerintahan, tentara dan pengadilan-pengadilan. Menjelang pertengahan pertama abad ke 19, manajemen sudah membuat kemajuan setara dengan peningkatan alat-alat produksi.
         Salah satu karakteristik utama dari ilmu adalah ilmu bersifat rasional dan obyektif sebab telah diuji secara sistematis. Karena manajemen berhubungan dengan keadaan empiris dan manajemen seringkali terlibat dengan pengambilan keputusan maka manajemen harus bersikap adil, obyektif,rasional dan sistematis sehingga dengan demikian kehadiran ilmu sangat diperlukan dalam manajemen.
          Para Pakar Manajemen mempunyai sikap, perhatian serta sudut pandang yang berbeda-beda tentang manajemen, dan jika sikap, perhatian dan sudut pandang para pakar ini dikelompokkan sebagai berikut :
1)      Manajemen dipandang sebagai suatu proses kerjasama dari dua orang atau lebih.
2)      Manajemen dipandang sebagai suatu kumpulan dua orang atau lebih yang melakukan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
3)      Manajemen dipandang sebagai suatu seni mencapai tujuan dari dua orang atau lebih.
4)      Manajemen dipandang sebagai ilmu mempelajari kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
           Beberapa pengertian mengenai manajemen yang telah saya baca dari beberapa referensi adalah sebagai berikut:
1)      Menurut H.Kusnadi., HMA, Marwan, Soelaiman S. Lana, H. Sumeidi Kadarisman, H. Dadang Suherman. Yang dimaksud dengan manajemen adalah setiap kerja dua orang atau lebih guna mencapai tujuan bersama dengan cara seefektif dan seefisien mungkin.
2)      Menurut Drs.H. Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3)      Menurut Andrew F. Sikula. Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilakn suatu produk atau jasa secara efisien.
4)      Menurut G.R Terry. Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan pengemdalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
5)      Menurut Harold Koontz dan Cyril O, Donnel. Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan Demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktifitas orang lain melalui perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
6)      Pengertian Manajemen menurut G.R. Terry dan L.W. Rue dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Manajemen”. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan- tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
7)      Menurut Mary Parker Follet Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan malalui orang lain. Definisi dari Mary ini mengandung pengertian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
8)      Menurut James A.F Stoner Manajemen adalah suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
9)      Menurut Ir. Abrar Husen MT. Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin orang yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengemdalian terhadap sumber-sumber daya terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang afektif dan efisien.
10)  Menurut Prof. DR. Oemar Hamalik. Manajemen adalah ilmu mengelola sesuatu kegiatan yang skalanya bersifat kecil atau bersifat besar yang mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil akhir.
11)  Hersey dan Blanchard mengemukakan manajemen adalah proses bekerja sama antar individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktifitas manajemen.
12)  Resey berpendapat bahwa manajemen adlah pemanfaatan sumber daya fisik dan manusia melalui usaha yang terkoordinasi dan diselesaikan dengan mengerjakan fungsi perencanaan, pengorganisasian,penyusunan staf, pengarahan dan pengawasan.
13)  Mamduh mendefinisikan Manajemen sebagai sebuah proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi.
              Manajemen merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Manajemen adalah suatu proses kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasi.
Inti dari manajemen adalah kerjasama minimal dilakukan oleh dua orang atau lebih. Semakin besar organisasi maka akan semakin rumit sifat kerja dari organisasi itu. Karena kerja minimal dilakukan oleh dua orang maka tentunya dua orang tersebut telah mempunyai tujuan (keinginan) yang hendak dicapai. Jika dua orang telah berkumpul dan mempunyai tujuan maka kumpulan dua orang atau lebih dinamakan dengan organisasi. Oleh karena itu tidak akan ada manajemen jika tidak ada organisasi. Manajemen berasal dari bahasa Inggris Management dan di Indonesiakan dengan menejemen, manajemen, managemen, menegement, menyiasati dan meramu, akan tetapi yang paling banyak dipakai adalah manajemen. Sedangkan yang dimaksud dengan organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih dan sarana serta prasarana yang diikat pada satu kesatuan untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan bersama. Adapun yang dimaksud dengan manajer adalah orang yang aktifitas utamanya menjadi bagian utama dari proses manajemen. Secara lebih khusus seorang manajer adalah seseorang yang melakukan atau melaksanakan semua fungsi manajemen yang diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi.
          Manajemen adalah ilmu pengetahuan maupun seni. Ada suatu pertumbuhan yang teratur mengenai manajemen-suatu ilmu pengetahuan-yang menjelaskan manajemen deangan pengacuan kepada kebenaran-kebenaran umum. Hubungan-hubungan sabab musabab antar “variable” dalam manajemen sudah ditentukan dan dan diungkapkan sebagai generalisasi takluk kepada penelitian selanjutnya dan disesuaikan dengan pengetahuan baru.
             Seni adalah pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan. Ia adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan kemampuan manajemen. Seni manajemen menghendaki kreativitas,atas dasar dan dengan syarat suatu pengertian mengenal ilmu manajemen. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan seni manajemen merupakan keomplemennya masing-masing. Jika yang satu meningkat, demikian pulalah harusnya yang lain, perlu ada satu keseimbangan antara keduanya.
           Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1)      Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2)      Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni.
3)      Manajemen merupakan proses yang sistematis,terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam             memanfaatkan unsur-unsurnya.
4)      Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerjasama dalam               suatu organisasi.
5)      Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab.
6)      Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.
7)      Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
              Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab:
1)      Pekerjaan berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas            dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
2)      Perusahaan akan dapat berhasil baik,jika manajemen diterapkan dengan baik.
3)      Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.
4)      Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
5)      Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M dalam           proses manajemen tersebut.
6)      Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
7)      Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur
8)      Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan
9)      Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.

B.    Pengertian Manajemen Pendidikan
     Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang perlu diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilakan keluaran yang diinginkan.
        Menurut Dale yang mengutip beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen, merincikan bahwa manajemen berarti:
1)      Mengelola orang-orang
2)      Pengambilan keputusan
3)     Proses pengorganisasian dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang                     ditentukan
4)      Pendapat pertama merupakan penanganan terhadap para anggota organisasi, sedangkan pendapat kedua dan ketiga mencakup para anggotanya dan materi.
      Sedangkan definisi pendidikan secara luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, pemerintah, melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan dating. Pendidikan merupakan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
       Dari pengertian di atas, manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasi berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan,laboratorium,dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
     Manajemen Pendidikan untuk Anak Usia Dini atau Taman Kanak-kanak pada dasarnya merupakan implementasi manajemen pendidikan, yaitu keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan manusia dalam rangka mencapai tujuan intsruksional pendidikan prasekoah. Sumber daya yang dimaksud adalah komponen-komponen dalam system pendidikan, seperti Program kegiatan belajar (PKB), Pembina, sarana, prasarana, uang dan komponen lainnya.
         Tujuan manajemen pendidikan untuk Anak Usia dini atau taman kanak-kanak adalah agar sistem pendidikan berlangsung efektif dan efisien.
Komponen sistem pendidikan pada umumnya mencakup enam hal, yaitu :
1)      Manajemen program pembelajaran
2)      Mmanajemen kesiswaan
3)      Manajemen kepegawaian
4)      Manajemen sarana dan prasarana
5)      Manajemen keuangan
6)      Manajemen hubungan dengan masyarakat

C.    Latar Belakang diperlukannya Manajemen Pendidikan
      Dewasa ini setiap lembaga  pendidikan harus dikelola dengan baik. Hal ini paling tidak didasarkan pada tiga alasan sebagai berikut:
1.      Tuntutan masyarakat yang semakin sejahtera
2.      Tuntutan profesionalisme
3.      Tuntutan persaingan atau kompetisi.
       Masyarakat yang semakin maju, semakin meningkat taraf ekonominya pasti menghendaki layanan yang lebih baik. Hal ini merambah pada semua bidang, termasuk pendidikan. Ketika masyarakat masih banyak yang miskin, maka  lembaga pendidikan yang disediakan oleh pemerintah atau penyelenggara pendidikan lainnya, apa pun kualitasnya akan dimasuki oleh masyarakat, karena mereka tidak punya pilihan lain. Dewasa ini ketika ekonomi meningkat dan sarana transportasi tersedia dengan mudah, maka masyarakat memiliki keleluasaan memilih lembaga pendidikan bagi putra-putri mereka. Kenyataan ini  mengakibatkan banyak sekolah  yang jaraknya dekat tidak diminati, sebaliknya  sekolah lain  yang jauh letaknya banyak sekali peminatnya.
      Pekerjaan sebagai pendidik yang dilaksanakan para guru di lembaga pendidikan merupakan pekerjaan profesional, yang  hanya boleh dimasuki oleh mereka yang memenuhi syarat. Sebagaimana profesi lainnya, maka tuntutan terhadap profesionalisme kian meningkat.  Dewasa ini, pemerintah dan masyarakat telah cukup memberikan penghargaan yang tinggi terhadap profesi pendidik. Hal ini harus dijawab dengan kinerja yang profesional.
          Setiap organisasi dapat dianalogkan dengan mahluk hidup yang selalu berjuang untuk survival.  Dalam hal ini persaingan atau kompetisi di antara organisasi yang sejenis seakan merupakan sunatullah yang tidak terelakkan. Organisasi apa pun bila ingin bertahan dan tidak tergilas oleh persaingan harus menerapkan manejemen (strategic) yang jitu. Mereka dituntut melakukan pembaharuan dan peningkatan mutu secara terus menerus, sehingga memiliki keunggulan dibanding lainnya. Tanpa manajemen yang baik, organisasi apa pun akan tergilas oleh persaingan. Berdasarkan ketiga alasan tersebut, maka setiap lembaga pendidikan semestinya dan seharusnya menerapkan manajemen yang baik.

D.    Manajemen dalam Pendidikan
    Untuk menuju point education change (perubahan pendidikan) secara menyeluruh, maka manajemen pendidikan adalah hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan out-put yang diinginkan. Jika manajemen pendidikan sudah tertata dengan baik dan membumi, niscaya tidak akan lagi terdengar tentang pelayanan sekolah yang buruk, minimnya profesionalisme tenaga pengajar, sarana-prasarana tidak memadai, pungutan liar, hingga kekerasan dalam pendidikan. Manajemen dalam sebuah organisasi pada dasarnya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan empat fungsi dasar yaitu : planning, organizing, actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Karena itulah, aplikasi manajemen organisasi pada hakikatnya juga amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.



Hasil gambar untuk gambar manajemen pendidikan planning actuating controlling

a.       Planning
      Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004).
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Menurut Rusyan (1992) ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya :
1.      Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil lembaga pendidikan.
2.      Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan.
3.     Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan pengelompokkan tugas terhadap                masing-masing personil.
4.      Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya.
5.      Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/sekala pengkajian.
6.      Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukan pengawasan.
7.      Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan pengajuan.
8.      Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang) material dan tempat.
9.      Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana.
10.  Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.
b.      Organizing
       Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Sutisna (1985) mengemukakan bahwa organisasi yang baik senantiasa mempunyai dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya bekerja dalam keselarasan seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu baru dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan upaya:
1.      Menyusun struktur kelembagaan,
2.      Mengembangkan prosedur yang berlaku,
3.      Menentukan persyaratan bagi instruktur dan karyawan yang diterima,
4.      Membagi sumber daya instruktur dan karyawan yang ada dalam pekerjaan.
c.       Actuating
      Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
       Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Di dalam kepemimpinan  pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
d.      Controling
       Dalam konteks pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan sebagai berikut :
1.  Pengawasan yang dilakukan pimpinan dengan memfokuskan pada usaha mengatasi hambatan               yang dihadapi para instruktur atau staf dan tidak semata-mata mencari kesalahan.
2.   Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung. Para staf diberikan dorongan untuk               memperbaiki dirinya sendiri, sedangkan pimpinan hanya membantu.
3.    Pengawasan dalam bentuk saran yang efektif
4.    Pengawasan yang dilakukan secara periodik.
        Berikut ini merupakan urgensi manajemen terhadap bidang manajemen pendidikan :
*      Manajemen Kurikulum
1.    Mengupayakan efektifitas perencanaan
2.    Mengupayakan efektifitas pengorganisasian dan koordinasi
3.    Mengupayakan efektifitas pelaksanaan
4.    Mengupayakan efektifitas pengendalian/pengawasan
*      Manajemen Personalia
Manajemen ini berkisar pada staff development (teacher development), meliputi :
1.    Training
2.    Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
3.    Inservice Education (Pendidikan Lanjutan)
*      Manajemen Siswa
1.    Penerimaan Siswa (Daya Tampung, Seleksi)
2.    Pembinaan Siswa (Pengelompokkan, Kenaikan Kelas, Penentuan Program, Ekskul)
3.    Pemberdayaan OSIS
*      Manajemen Keuangan
Dalam keuangan pengelolaan pendidikan, manajemen harus berlandaskan pada prinsip: efektivitas, efisiensi dan pemerataan .
*      Manajemen Lingkungan
Urgensi manajemen terhadap lingkungan pendidikan bertujuan dalam merangkul seluruh pihak terkait yang akan berpengaruh dalam segala kebijakan dan keberlangsungan pendidikan.

E.    Paradigma Baru dalam Memanaj atau Mengelola Pendidikan
       Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari berbagai kompenen yang antara satu dan yang lainnya saling berkaitan. Dalam Standar Nasional Pendidikan sebagaimana digunakan sebagai acuan oleh BAN-PT, kompenen pendidikan terdiri dari visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, pendidik, peserta didik, manajemen pengelolaan, sarana prasarana, pembiayaan, sistem komunikasi, lingkungan dan evaluasi pendidikan. Dalam berbagai kompenen pendidikan tersebut telah terjadi paradigma baru sebagai akibat dari pengembangan era globalisasi, reformasi, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ideologi sebuah bangsa dan perkembangan politik.
Membentuk masyarakat yang baru yaitu masyarakat madani Indonesia tentunya memerlukan berbagai paradigma baru, karena paradigma lama tidak memadai lagi. Paradigma tersebut harus mengarah kepada lahirnya suatu bangsa Indonesia yang bersatu dan demokratis. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan yang sentralistik baik didalam manajemen maupun didalam penyusunan kurikulum harus diubah dan disesuaikan dengan tuntutan pendidikan yang demokratis. Paradigma baru pendidikan nasional haruslah dituangkan dan dijabarkan di dalam berbagai program pengembangan pendidikan nasional secara bertahap dan berkelanjutan. Berbagai paradigma baru dalam pendidikan yaitu :
a.   Dari segi visinya, paradigma baru pendidikan harus diarahkan pada upaya menyiapkan masa              depan bangsa agar mampu berkompetisi di era global.
b.     Dari segi misinya, paradigma baru saat ini di arahkan pada upaya:
§    Perluasan dan pemerataan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesi;
§   Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini               sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
§   Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk megoptimalkan                         pembentukan kepribadian yang bermoral;
§    Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan       ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan            global;
§    Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip          ekonomi dalam konteks NKRI.
c.    Dari segi tujuannya, paradigma baru pendidikan saat ini tidak lagi bertumpu pada pemberian               pengetahuan yang bersifat kognitif, melainkan harus disertai dengan mengamalkannya,                        menginternalisasikannya dan menggunakannya bagi kepentingan masyarakat.
d.  Dari segi kurikulum, paradigma baru pendidikan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan                kurikulum bukan hanya yang tertulis diatas kertas, melainkan seluruh aktivitas yang memengaruhi       terjadinya proses pembelajaran.
e.    Dari segi proses belajar mengajar, paradigma baru pendidikan saat ini adalah proses pembelajaran       yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik       untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prrakarsa, kreativitas dan                       kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan psikologi peserta didik. Untuk itu, paradigma baru           pendidikan dalam bidang proses belajar mengajar ini telah bergeser dari semula berpusat pada             guru kepada yang berpusat pada murid.
f.    Dari segi manajemen pengelolaannya, paradigma baru pendidikan saat ini melihat, bahwa                   kegiatan pendidikan harus dikelola dengan pendekatan manajemen bisnis yang bertumpu pada              pemberian pelayanan yang memuaskan pada pelanggan.
          Inti dari paradigma baru pendidikan adalah pemberdayaan masyarakat menjadi dasar dan muara dari kebijakan pendidikan sampai kepada sekolah. Mengacu kepada paradigma baru pendidikan nasional sebagaimana diungkapkan diatas, ada beberapa arah baru pengembangan pendidikan nasional, yaitu:
1.      Kesetaraan pelaksanaan sektor pendidikan dengan sektor lain.
2.      Pendidikan berorientasi rekonstruksi sosial.
3.      Pendidikan dalam rangka pemberdayaan bangsa.
4.      Pemberdayaan infrastruktur sosial untuk kemajuan pendidikan nasional.
5.      Pembentukan kemandirian dan keberdayaan untuk kemajuan pendidikan nasional.
6.      Penciptaan iklim kondusif untuk tumbuhnya toleransi dan konsensus dalam kemajemukan.
7.      Perencanaan terpadu secara horizontal (antar sektor) dan vertikal (antar jenjang)
8.      Pendidikan berorientasi peserta didik.
9.      Pendidikan multikultural.
10.  Pendidikan dengan perspektif global.

F.     Unsur Utama dalam Manajemen Pendidikan
        Ruang lingkup Manajemen sekolah dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu :
1.   Manajemen administratif, meliputi proses manajemen yang pada dasarnya terdiri dari perencanaan,        pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Ruang lingkup manajemen seperti ini juga sering         disebut sebagai proses manajemen atau fungsi manajemen.
2.  Manajemen operatif, meliputi unit-unit kegiatan dalam sebuah organisasi yang diantaranya terdiri         dari Manajemen kesiswaan, Manajemen pengajaran, Manajemen personil, Manajemen persuratan           dan kearsipan, Manajemen keuangan, Manajemen perlengkapan, Manajemen hubungan masyarakat,     serta Manajemen perpustakaan.
        Manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Jadi dalam Manajemen pendidikan terkandung unsur-unsur :
1.      Tujuan yang akan dicapai.
2.      Adanya proses kegiatan bersama.
3.      Adanya pemanfaatan sumber daya.
4.    Adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber daya            yang ada.








Senin, 11 November 2019

MANAJEMEN PENDIDIKAN











 BAB I 
 PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

        Dalam kondisi apapun komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan hendaknya tidak berubah. Pemerintah tetap konsisten untuk meningkatkan kuantitas, maupun kualitas pendidikan. Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landassan dalam pengembangan pendidikan di indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso maupun mikro. Kerangka makro erat kaitannya dengan upaya polotik yang saat ini sedang ramai dibicarakan yaitu desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke daerah, aspekk mesonya berkaitan dengan kebijakan daerah tingkat provinsi sampai tingkat kabupaten, sedangkan aspek mikro melibatkan seluruh sektor dan lembaga pendidkan yang paling bawah, tetapi terdepan dalam pelaksanaannya, yaitu sekolah. Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidkan secaraa umum. Pemberian otonomi ini menurut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam kerangka inilah, MBS tampil sebagai alternatif paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan. MBS merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efesiensi adn pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.

 B. Rumusan masalah 
               Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat Manajemen Pendidikan?
2. Apa Urgensi-urgensi dan Paradigma Baru dalam Manajemen Pendidikan?


C. Tujuan pembelajaran 
             Tujuan dalam makalah ini yaitu:
1.Untuk mengetahui hakikat Manajemen Pendidikan?
2.Untuk mengetahui Urgensi-urgensi dan Paradigma Baru dalam Manajemen Pendidikan?









BAB II 
PEMBAHASAN 

A. Hakikat Manajemen Pendidikan
1. Definisi Manajemen 
           Manajemen dalam bahasa Inggris artinya to manage, yaitu mengatur atau mengelola. Dalam arti khusus bermakna memimpin dan kepemimpinan, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengeloa lembaga atau organisasi, yaitu memimpin dan menjalankan kepemimpinan dalam organisasi. Orang yang memimpin organisasi disebut manajer. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnyadalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen sebagai mana dikemukakan oleh beberapa penulis manajemen diantaranya Malayu S.P.Hasibun ia mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan tenaga dan profesionalitas orang lain. Sedangkan menurut Mary Parker manajemen dalah suatu seni karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus, terutama keterampilan mengarahkan, mempengaruhi dan membina para pekerja agar melaksanakan keinginan pemimpin demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donel manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan oranglain. G.R Terry mengatakan manajemen merupakan satu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisaian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Dengan demikian menejemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan secara produktif, efektif dan efesian. 

2. Definisi pendidikan 
       Banyak definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli yaitu sebagai berikut: 
a. Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata didik dan diberi awalan men- menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti proses prubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan, yaitu pendewasaan diri melalui pengajaran dan latihan. 

b. Rechey dalam bukunya, Planing for Teaching. An Introduction, menjelaskan pengertian pendidikan sebagai berikut, Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama untuk memperkenalkan warga masyarakat baru (generasi muda) pada pengenalan terhadap kewajiban dan tanggungjawabnya di tengah masyarakat. Dengan demikian, proses pendidikan jauh lebih luas daripada proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. 

c. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan merupakan satu sistem terencana untuk menciptakan manusia seutuhnya. 

3. Hakekat Manajemen Pendidikan 
          Hakikat manajemen pendidikan terletak pada pengelolaan kependidikan, yaitu pengelolaan lembaga pendidikan yang merupakan sistem. Oleh karena itu, secara keseluruhan yang harus dikelola adalah: a. Kinerja para pegawai lembaga pendidikan b. Pengadministrasian kegiatan pendidikan c. Aktivitas para pendidik, merupakan tugas dan kewajibannya d. Kurikulum sebagai konsep dan tujuan pendidikan e. Sistem pembelajaran dan metode belajar mengajar f. Penawasan dan supervaisi pendidikan g. Evaluasi pendidikan dan h. Pembiyayaan pendidikan dari segi fasilitas, alat-alat, sarana dan prasarana. Manajemen pendidikan artinya pengelolaan terhadap semua kebutuhan institusional dalam pendidikan dengan cara yang efektif dan efesien. Manajemen pendidikan sebagai salah satu komponen dari sistem yang semua subsistemnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Manajemen pendidikan adalah aktivitas-aktifitas untukl mencapai suatu tujuan, atau proses penyelenggraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan. Manajemen pendidikan adalah keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerjasama dua orang atau lebih dan atau usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber secara efektif, efesien dan rasional untuk menunjang tercapainya tujan pendidikan. Manajemen pendidikan pada hakikatnya adalah usaha-usaha yang berhubungan aktifitas pendidikan yang terjadi proses mempengaruhi, memotivasi kreativitas anak didik dengan menggunakan alat-alat pendidikan, metode, media, sarana dan prasarana yang diungerlukan dalam melaksanakan pendidikan. 

4. Tujuan Dan Manfaat 
         Manajemen Pendidikan Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien. a. Produktifitas Produktifitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input) produktifitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah tenaga kerja dan sumber datya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan dsb). Produktifitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang, produktivitas ini digambarkan dari ketetapan menggunakan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia dan mendapat respon positif dan bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya. Kajian terhadap produktifitas secara lebih komprehensif adalah keluaran yang banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan pendidikan. b. Kualitas Menunjukan pada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan pada barang atau jasa tertentu berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot dan kinerjanya. Dengan demikian mutu adalah jasa atau produk yang menyamai bahkan melebihi harapan pelanggan sehingga pelanggan mendapat kepuasan. c. Efektifitas Ukuran keberhasilan tujuan organisasi. Efektifitas institusi pendidikan terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa, kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dengan masyarakatnya. Efektifitas dapat juga ditelaah dari: (1) masukan yang merata, (2) keluaran yang banyak dan bermutu tinggi (3) ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun (4) pendapatan tamatan yang memadai (Engkoswara,1987) d. Efisiensi Efesiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat suatu dengan betul. Efisiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara input atau sumberdaya dengan output. Suatu kegiatan dikatakan efesiensi bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumberdaya yang minimal. Efesiensi pendidikan adalah bagainmana tujuan dapat dicapai dengan memiliki tingkat efesiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana.

 5. Fungsi Manajemen Pendidikan 
       Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam, yaitu: 
a. Perencanaan Perencanaan program pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu : 1) Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan. 2) Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 

b. Pelaksanaan Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien. 

c. Pengawasan Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen. d. Pembinaan Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

 6. Peranan Manajemen Pendidikan 
           Manajemen pendidikan dapat meningkatkan akuntabilitas kepala sekoalh dan guru trhadap peserta didik, orang tua siswa, dan masyarakat. Mekanisme akuntabilitas yang semula masih harus menunggu adanya laporan tertulis (kalau ada) dari kepala sekolah atau para guru, maka dengan penerapan Manajemmen Pendidikan sejak awal apa yang ahrus dilaporkan itu telah dapat diketahui secara lebih awal. Misalnya, sebelum manajemen pendidikan, belum banyak pemangku kepentingan yang mengetahui berapa besar anggaran yang tertuang di dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Namun dengan penerapan manajemen pendidikan pada awal tahun pelajaran baru, semuanya telah mengetahui RAPBS yang memang harus di pajang di papan pengumuman sekolah. 
            Manajemen pendidikan memberikan keterbukaan kepada semua pemangku kepentingan dalam memberikan saran dan amsukan untuk penentukan kebijakan-kebijakan penting yang diperlukan oleh sekolah. Dengan demikian, aspirasi dari semua pemangku kepentingan sangat dihargai untuk menjadi bagian penting dalam penentukan kebijakan yang akan diambil oleh lembaga pendidikan sekolah. Penerapan manajemen pendidikan sekolah merupakan indikator kunci pelaksanaan desentralisasi pendidikan atau otonomi pendidikan pada level akar rumput. Jika pada desentralisasi atau otonomi urusan pemerintahan dalam bidang pendidikan telah diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota maka pada level yang paling bawah, penerapan desentralisasi atau otonomi pendidikan tersebut telah diserahkan kepada satuan pendidikan sekolahmelalui penerapan MBS. Dengan penerapan MBS, masyarakat peduli pendidikan terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dalam pelaksanaan program pendidikan. Melalui MBS, semua unsur pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan dapat meningkatkan sinergi untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah disepakati bersama, yakni pendidikan yang merata dan bermutu. 

B. Urgensi-Urgensi Dan Paradigma Baru Dalam Manajemen Pendidikan 
1. Latar Belakang Manajemen Pendidikan 
          Manajemen pendidikan disusun untuk menghadapi tantangan pendidikan dimasa depan. Dalam hal ini manager pendidikan atau gurulah yang mendapatkan tantangan tersebut. Tantangan guru dimasa depan bangsa, antara lain untuk menghadapi: era globalisasi, era informasi, era IPTEK, dan era perubahan cepat. Guru sebagai manajer pendidikan harus selalu siap menghadapi tantangan tersebut. Salah satunya adalah dengan menyusun serta merencanakan manajemen dimasa depan. Hal ini perlu dilakukan guna meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Manajemen dalam pendidikan diperlukan untuk mengantisipasi perubahan global yang disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itusendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan(continous improvement ) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaingdalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologikhususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan olehlembaga pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas/mutu pendidikan dalam pengelolaannya.Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan berkualitas/bermutu, jika proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan.Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dandilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akandicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan,keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Oleh karena itu demi tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas, diperlukan manajemen pendidikan yang dapat menggerakkan segala sumber daya pendidikan.Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.Manajamen pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Husaini, 2010:9). Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan out put yang berkualitas tinggi.Kenyataan yang ada, sekarang ini banyak institusi pendidikan yang belum memilikimanajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya.Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawabtantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. 

2. Perlunya Manajemen Pendidikan 
           Berdasarkan keputusan Kementerian Pendidikan Nasional ada beberapa alasan yang mendasari penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, yaitu : 
  • Dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah. 
  • Dengan pemberian fleksibilitas/keluwesan-keluwesan yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah. 
  • Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya. 
  • Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. 
  • Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya. 
  • Penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat. 
  • Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. 
  • Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan. 
  • Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat. 
  • Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat.

3. Prinsip Manajemen Pendidikan Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut: 
  • Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja. 
  • Mengkoordinasikan wewenangdan tanggung jawab.
  • Memberikan tanggungjawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya.
  • Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.
  • Realitas nilai-nilai Prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai.

 4. Unsur-unsur Utama Dalam Manajemen Pendidikan George. R Terry mengemukakan bahwa usur dasar (basic elements) yang merupakan sumber yang dapat digunakan (availabel resources) untuk mencapai tujuan dalam manajemen adalah : 
a. Men (manusia, orang-orang, tenaga kerja) Tenaga kerja ini meliputi tenaga kerja eksekutif maupun operatif. Dalam kegiatan manajemen faktor manusia adalah yang paling menentukan. Titik pusat dari manajemen adalah manusia, sebab mnusia membuat tujuan dan diapulalah yang melakukan proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu. Tanpa tenaga kerja tidak akan ada proses kerja. Hanyasaja manajemen tidak akan timbul apabila setiap orang bekerja untuk dirinya sendiri tanpa mengadakan kerjasama dengan yang lain. Manajemen timbul karena adanya orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. 

b. Money (uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan) Uang merupakan unsur yang penting dalam mencapai tujuan disamping faktor manusia yang menjadi unsur paling penting dan faktor-faktor lainnya. Dalam dunia modern yang menjadi faktor penting sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai suatu usaha. Uang digunakan pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuannya. Terlebih dalam pelaksanaan manajemen ilmiah, harus ada perhatian yang sungguh-sungguh terhadap faktor uang karena segala sesuatu diperhitungkan secara rasional yaitu memperhitungkan berapa jumlah tenaga yang harus dibayar, berapa alat-alat yang dibutuhkan yang harus dibeli dn berapa pula hasil yang dapat dicapai dari suatu intervestasi.

 c. Machines (mesin atau alat-alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan) Dalam setiap organisasi, peranan mesin-mesin sebagai alat pembantu kerja sangat diperlukan . mesin dapat meringankan dan memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan. Hanya yang perlu diingat bahwa penggunaan mesin sangat tergantung pada manusia, bukan manusia yang tergantung atau bahkan diperbudak oleh mesin. Mesin itu sendiri tidak akan ada kalau tidak ada yang menemukannya, sedangkan yang menemukan adalah manusia. Mesin dibuat adalah untuk mempermudah atau membantu tercapainya tujuan hidup manusia. 

d. Methods (metode atau cara yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan). Cara untuk melaksanakan pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetpkan sebelumnya sangat menentukan hasil kerja seseorang . metode ini diperlukan dalam setiap kegiatan manajemen yaitu dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Dengan cara kerja yang baik akan mempermudah dan memperlancar dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Tetapi walaupun metode kerja yang telah dirumuskan atau ditetapkan itu baik, kalau orang yang diserahi tugas pelaksanaannya kurang mengerti atau tidak berpengalaman maka hasil kerjanyapun kurang baik, oleh karena itu hasil penggunaan atau penerapan suatu metode tergantung pula pada orangnya.

e. Materials (bahan atau perlengkapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan ) Manusia tanpa material atau bahan-bahan tidak akan dapat mencapai tujuan yang dikehendakinya, sehingga unsur material dalam manajemen tidak dapat diabaikan. 
f. Market (pasar untuk menjual output/barang yang dihasilkan) Pasar merupakan tempat kita memasarkan produk yang telah diproduksi. Pasar sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Pasar itu berupa masyarakat (pelanggan) itu sendiri. Tanpa adanya pasar suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Jadi perusahaan seharusnyamemikirkan manajemen pasar(pemasaran) dengan baik. Dengan manajemen pasar (pemasaran) yang baik (juga didukung oleh pasar yang tepat) distribusi produk dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharakan. 
g. Informasi Tentu saja informasi sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Informasi tentang apa yang sedang populer, apa yang sedang disukai, apa yang sedang terjadi di masyarakat, dsb. Manajemen informasi sangat penting juga dalam menganalis produk yang telah dan akan dipasarkan. Ketujuh unsur manajemen tersebut lebih dikenal dengan sebutan 6 M + I , yaitu man, money, material, machine, method, market dan information. Setiap unsur tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Manajemen tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya ketujuh unsur tersebut. 

5. Implikasi Manajemen Pendidikan Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan 
          MBS sangat potensial untuk mendukung paradigma baru manajemen pendidikan dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu khususnya di Indonesia, konsep Manajemen Berbasis Sekolah, perlu mendapat tanggapan dan apresiasi yang antusias dan bijak dari semua pihak untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Beberapa simpulan yang dapat dikemukakan dari pembahasan makalah ini adalah:

a. Konsep kualitas pendidikan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang :
1) Mutu pendidikan dapat dilihat dari segi proses dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Sedangkan mutu pendidikan dari segi hasil pendidikan mengacu pada tingkat keberhasilan yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu dalam berbagai bidang (akademik, keterampilan dan suasana serta kondisi sekolah). 
2) Mutu pendidikan juga dapat ditelaah dalam konsep relatif, terutama berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan. 
  • Pelanggan internal (kepala sekolah, guru dan staf kependidikan) berkembang baik fisik maupun psikis.
  • Pelanggan eksternal:  eksternal primer (para siswa) menjadi subjek yang mandiri, kreatif dan bertanggung-jawab akan hidupnya dan perkembangan masyarakat.  eksternal sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintahan dan perusahan) mendapatkan konstribusi dan sumbangan yang positif (outcomes) dari output pendidikan.  eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas) memperoleh sumbangan dari output pendidikan sehingga masyarakat dapat berkembang. 
b. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas tentunya dibutuhkan perencanaan program pendidikan yang baik. Dalam perencanaan pendidikan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas perlu memperhatikan kondisi-kondisi yang mempengaruhi, strategi-strategi yang tepat, langkah-langkah perencanaan dan memiliki kriteria penilaian. 

c. Konsep yang dapat dipergunakan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan adalah Total Quality Management (TQM). TQM dalam pendidikan adalah pendekatan pengelolaan peningkatan mutu secara menyeluruh melalui upaya perbaikan terusmenerus dengan mempergunakan dan memberdayakan berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia. 

d. Manajemen Berbasis Sekolah dapat menjadi alternatif peningkatan mutu pendidikan. Karena itu MBS sudah diterapkan di banyak negara. Apabila dicermati MBS yang diterapkan di berbagai negara, pada intinya adalah : 
1) Adanya prinsip desentralisasi, yakni pelimpahan dan penyerahan wewenang kepada daerah dan sekolah untuk mengelola pendidikannya secara otonom dalam kerangka pengembangan pendidikan secara nasional.
2) Pemberdayaan semua sumber daya pendidikan (sekolah) dan semua pihak (stakeholder) pendidikan, terutama partisipasi orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan pendidikan. c. MBS diterapkan dengan maksud utama untuk peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan setiap negara. 

e. Model MBS yang ideal adalah MBS dalam konsep sistem, yakni adanya pemberdayaan dan sinergi semua aspek pendidikan dan berbagai sumber daya pendidikan pada tingkat sekolah, secara efektif dan efisien dalam satu kesatuan yang utuh untuk mencapai produktifitas dan mutu pendidikan.

Apakah itu Manajemen Pendidikan?

APAKAH ITU MANAJEMEN  PENDIDIKAN? A.      Pengertian Manajemen         Manajemen berasal dari kata...