A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Dari pengertian di atas timbul beberapa pertanyaan: apa yang diatur?, kenapa harus diatur?, siapa yang mengatur?, bagaimana mengaturnya?, bagaimana mengaturnya?, dimana harus diatur?. Jawaban dari pertanyaan tersebut bisa kita liat dari buku karangan Drs.H.Malayu S.P. Hasibuan sebagai berikut:
· Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, methods, materials, machine, and market, disingkat dengan 6M dan semua aktifitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.
· Agar 6M lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.
· Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya.
· Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian = planning, organizing, directing, and controlling).
· Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan “alat” dan “wadah” (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam mencapai tujuannya.
Manajemen sama tuanya dengan peradaban di Yunani kuno dan kerajaan Romawi, ditemukan berbagai bukti dari manajemen dalam arsip sejarah pemerintahan, tentara dan pengadilan-pengadilan. Menjelang pertengahan pertama abad ke 19, manajemen sudah membuat kemajuan setara dengan peningkatan alat-alat produksi.
Salah satu karakteristik utama dari ilmu adalah ilmu bersifat rasional dan obyektif sebab telah diuji secara sistematis. Karena manajemen berhubungan dengan keadaan empiris dan manajemen seringkali terlibat dengan pengambilan keputusan maka manajemen harus bersikap adil, obyektif,rasional dan sistematis sehingga dengan demikian kehadiran ilmu sangat diperlukan dalam manajemen.
Para Pakar Manajemen mempunyai sikap, perhatian serta sudut pandang yang berbeda-beda tentang manajemen, dan jika sikap, perhatian dan sudut pandang para pakar ini dikelompokkan sebagai berikut :
1) Manajemen dipandang sebagai suatu proses kerjasama dari dua orang atau lebih.
2) Manajemen dipandang sebagai suatu kumpulan dua orang atau lebih yang melakukan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
3) Manajemen dipandang sebagai suatu seni mencapai tujuan dari dua orang atau lebih.
4) Manajemen dipandang sebagai ilmu mempelajari kerjasama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
Beberapa pengertian mengenai manajemen yang telah saya baca dari beberapa referensi adalah sebagai berikut:
1) Menurut H.Kusnadi., HMA, Marwan, Soelaiman S. Lana, H. Sumeidi Kadarisman, H. Dadang Suherman. Yang dimaksud dengan manajemen adalah setiap kerja dua orang atau lebih guna mencapai tujuan bersama dengan cara seefektif dan seefisien mungkin.
2) Menurut Drs.H. Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3) Menurut Andrew F. Sikula. Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilakn suatu produk atau jasa secara efisien.
4) Menurut G.R Terry. Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan pengemdalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
5) Menurut Harold Koontz dan Cyril O, Donnel. Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan Demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktifitas orang lain melalui perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
6) Pengertian Manajemen menurut G.R. Terry dan L.W. Rue dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Manajemen”. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan- tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
7) Menurut Mary Parker Follet Manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan malalui orang lain. Definisi dari Mary ini mengandung pengertian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
8) Menurut James A.F Stoner Manajemen adalah suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
9) Menurut Ir. Abrar Husen MT. Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin orang yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengemdalian terhadap sumber-sumber daya terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang afektif dan efisien.
10) Menurut Prof. DR. Oemar Hamalik. Manajemen adalah ilmu mengelola sesuatu kegiatan yang skalanya bersifat kecil atau bersifat besar yang mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil akhir.
11) Hersey dan Blanchard mengemukakan manajemen adalah proses bekerja sama antar individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktifitas manajemen.
12) Resey berpendapat bahwa manajemen adlah pemanfaatan sumber daya fisik dan manusia melalui usaha yang terkoordinasi dan diselesaikan dengan mengerjakan fungsi perencanaan, pengorganisasian,penyusunan staf, pengarahan dan pengawasan.
13) Mamduh mendefinisikan Manajemen sebagai sebuah proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi.
Manajemen merupakan suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Manajemen adalah suatu proses kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasi.
Inti dari manajemen adalah kerjasama minimal dilakukan oleh dua orang atau lebih. Semakin besar organisasi maka akan semakin rumit sifat kerja dari organisasi itu. Karena kerja minimal dilakukan oleh dua orang maka tentunya dua orang tersebut telah mempunyai tujuan (keinginan) yang hendak dicapai. Jika dua orang telah berkumpul dan mempunyai tujuan maka kumpulan dua orang atau lebih dinamakan dengan organisasi. Oleh karena itu tidak akan ada manajemen jika tidak ada organisasi. Manajemen berasal dari bahasa Inggris Management dan di Indonesiakan dengan menejemen, manajemen, managemen, menegement, menyiasati dan meramu, akan tetapi yang paling banyak dipakai adalah manajemen. Sedangkan yang dimaksud dengan organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih dan sarana serta prasarana yang diikat pada satu kesatuan untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan bersama. Adapun yang dimaksud dengan manajer adalah orang yang aktifitas utamanya menjadi bagian utama dari proses manajemen. Secara lebih khusus seorang manajer adalah seseorang yang melakukan atau melaksanakan semua fungsi manajemen yang diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen adalah ilmu pengetahuan maupun seni. Ada suatu pertumbuhan yang teratur mengenai manajemen-suatu ilmu pengetahuan-yang menjelaskan manajemen deangan pengacuan kepada kebenaran-kebenaran umum. Hubungan-hubungan sabab musabab antar “variable” dalam manajemen sudah ditentukan dan dan diungkapkan sebagai generalisasi takluk kepada penelitian selanjutnya dan disesuaikan dengan pengetahuan baru.
Seni adalah pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan. Ia adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan kemampuan manajemen. Seni manajemen menghendaki kreativitas,atas dasar dan dengan syarat suatu pengertian mengenal ilmu manajemen. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan seni manajemen merupakan keomplemennya masing-masing. Jika yang satu meningkat, demikian pulalah harusnya yang lain, perlu ada satu keseimbangan antara keduanya.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1) Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2) Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni.
3) Manajemen merupakan proses yang sistematis,terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya.
4) Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerjasama dalam suatu organisasi.
5) Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab.
6) Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.
7) Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab:
1) Pekerjaan berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
2) Perusahaan akan dapat berhasil baik,jika manajemen diterapkan dengan baik.
3) Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.
4) Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
5) Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan 6M dalam proses manajemen tersebut.
6) Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
7) Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur
8) Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan
9) Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.
B. Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang perlu diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilakan keluaran yang diinginkan.
Menurut Dale yang mengutip beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen, merincikan bahwa manajemen berarti:
1) Mengelola orang-orang
2) Pengambilan keputusan
3) Proses pengorganisasian dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang ditentukan
4) Pendapat pertama merupakan penanganan terhadap para anggota organisasi, sedangkan pendapat kedua dan ketiga mencakup para anggotanya dan materi.
Sedangkan definisi pendidikan secara luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, pemerintah, melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan dating. Pendidikan merupakan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Dari pengertian di atas, manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasi berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan,laboratorium,dsb untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
Manajemen Pendidikan untuk Anak Usia Dini atau Taman Kanak-kanak pada dasarnya merupakan implementasi manajemen pendidikan, yaitu keseluruhan proses pendayagunaan semua sumber daya manusia maupun bukan manusia dalam rangka mencapai tujuan intsruksional pendidikan prasekoah. Sumber daya yang dimaksud adalah komponen-komponen dalam system pendidikan, seperti Program kegiatan belajar (PKB), Pembina, sarana, prasarana, uang dan komponen lainnya.
Tujuan manajemen pendidikan untuk Anak Usia dini atau taman kanak-kanak adalah agar sistem pendidikan berlangsung efektif dan efisien.
Komponen sistem pendidikan pada umumnya mencakup enam hal, yaitu :
1) Manajemen program pembelajaran
2) Mmanajemen kesiswaan
3) Manajemen kepegawaian
4) Manajemen sarana dan prasarana
5) Manajemen keuangan
6) Manajemen hubungan dengan masyarakat
C. Latar Belakang diperlukannya Manajemen Pendidikan
Dewasa ini setiap lembaga pendidikan harus dikelola dengan baik. Hal ini paling tidak didasarkan pada tiga alasan sebagai berikut:
1. Tuntutan masyarakat yang semakin sejahtera
2. Tuntutan profesionalisme
3. Tuntutan persaingan atau kompetisi.
Masyarakat yang semakin maju, semakin meningkat taraf ekonominya pasti menghendaki layanan yang lebih baik. Hal ini merambah pada semua bidang, termasuk pendidikan. Ketika masyarakat masih banyak yang miskin, maka lembaga pendidikan yang disediakan oleh pemerintah atau penyelenggara pendidikan lainnya, apa pun kualitasnya akan dimasuki oleh masyarakat, karena mereka tidak punya pilihan lain. Dewasa ini ketika ekonomi meningkat dan sarana transportasi tersedia dengan mudah, maka masyarakat memiliki keleluasaan memilih lembaga pendidikan bagi putra-putri mereka. Kenyataan ini mengakibatkan banyak sekolah yang jaraknya dekat tidak diminati, sebaliknya sekolah lain yang jauh letaknya banyak sekali peminatnya.
Pekerjaan sebagai pendidik yang dilaksanakan para guru di lembaga pendidikan merupakan pekerjaan profesional, yang hanya boleh dimasuki oleh mereka yang memenuhi syarat. Sebagaimana profesi lainnya, maka tuntutan terhadap profesionalisme kian meningkat. Dewasa ini, pemerintah dan masyarakat telah cukup memberikan penghargaan yang tinggi terhadap profesi pendidik. Hal ini harus dijawab dengan kinerja yang profesional.
Setiap organisasi dapat dianalogkan dengan mahluk hidup yang selalu berjuang untuk survival. Dalam hal ini persaingan atau kompetisi di antara organisasi yang sejenis seakan merupakan sunatullah yang tidak terelakkan. Organisasi apa pun bila ingin bertahan dan tidak tergilas oleh persaingan harus menerapkan manejemen (strategic) yang jitu. Mereka dituntut melakukan pembaharuan dan peningkatan mutu secara terus menerus, sehingga memiliki keunggulan dibanding lainnya. Tanpa manajemen yang baik, organisasi apa pun akan tergilas oleh persaingan. Berdasarkan ketiga alasan tersebut, maka setiap lembaga pendidikan semestinya dan seharusnya menerapkan manajemen yang baik.
D. Manajemen dalam Pendidikan
Untuk menuju point education change (perubahan pendidikan) secara menyeluruh, maka manajemen pendidikan adalah hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan out-put yang diinginkan. Jika manajemen pendidikan sudah tertata dengan baik dan membumi, niscaya tidak akan lagi terdengar tentang pelayanan sekolah yang buruk, minimnya profesionalisme tenaga pengajar, sarana-prasarana tidak memadai, pungutan liar, hingga kekerasan dalam pendidikan. Manajemen dalam sebuah organisasi pada dasarnya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan empat fungsi dasar yaitu : planning, organizing, actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Karena itulah, aplikasi manajemen organisasi pada hakikatnya juga amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
a. Planning
Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004).
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Menurut Rusyan (1992) ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan, diantaranya :
1. Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap pegawai/personil lembaga pendidikan.
2. Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi diadakan.
3. Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan pengelompokkan tugas terhadap masing-masing personil.
4. Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan petunjuk pelaksanaan lainnya.
5. Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/sekala pengkajian.
6. Memilih para staf (pelaksana), administrator dan melakukan pengawasan.
7. Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja (kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan pengajuan.
8. Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang) material dan tempat.
9. Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana.
10. Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.
b. Organizing
Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Sutisna (1985) mengemukakan bahwa organisasi yang baik senantiasa mempunyai dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya bekerja dalam keselarasan seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Semua itu baru dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan upaya:
1. Menyusun struktur kelembagaan,
2. Mengembangkan prosedur yang berlaku,
3. Menentukan persyaratan bagi instruktur dan karyawan yang diterima,
4. Membagi sumber daya instruktur dan karyawan yang ada dalam pekerjaan.
c. Actuating
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Di dalam kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
d. Controling
Dalam konteks pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan sebagai pengawasan program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang harus diterapkan sebagai berikut :
1. Pengawasan yang dilakukan pimpinan dengan memfokuskan pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi para instruktur atau staf dan tidak semata-mata mencari kesalahan.
2. Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung. Para staf diberikan dorongan untuk memperbaiki dirinya sendiri, sedangkan pimpinan hanya membantu.
3. Pengawasan dalam bentuk saran yang efektif
4. Pengawasan yang dilakukan secara periodik.
Berikut ini merupakan urgensi manajemen terhadap bidang manajemen pendidikan :
* Manajemen Kurikulum
1. Mengupayakan efektifitas perencanaan
2. Mengupayakan efektifitas pengorganisasian dan koordinasi
3. Mengupayakan efektifitas pelaksanaan
4. Mengupayakan efektifitas pengendalian/pengawasan
* Manajemen Personalia
Manajemen ini berkisar pada staff development (teacher development), meliputi :
1. Training
2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
3. Inservice Education (Pendidikan Lanjutan)
* Manajemen Siswa
1. Penerimaan Siswa (Daya Tampung, Seleksi)
2. Pembinaan Siswa (Pengelompokkan, Kenaikan Kelas, Penentuan Program, Ekskul)
3. Pemberdayaan OSIS
* Manajemen Keuangan
Dalam keuangan pengelolaan pendidikan, manajemen harus berlandaskan pada prinsip: efektivitas, efisiensi dan pemerataan .
* Manajemen Lingkungan
Urgensi manajemen terhadap lingkungan pendidikan bertujuan dalam merangkul seluruh pihak terkait yang akan berpengaruh dalam segala kebijakan dan keberlangsungan pendidikan.
E. Paradigma Baru dalam Memanaj atau Mengelola Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari berbagai kompenen yang antara satu dan yang lainnya saling berkaitan. Dalam Standar Nasional Pendidikan sebagaimana digunakan sebagai acuan oleh BAN-PT, kompenen pendidikan terdiri dari visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, pendidik, peserta didik, manajemen pengelolaan, sarana prasarana, pembiayaan, sistem komunikasi, lingkungan dan evaluasi pendidikan. Dalam berbagai kompenen pendidikan tersebut telah terjadi paradigma baru sebagai akibat dari pengembangan era globalisasi, reformasi, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ideologi sebuah bangsa dan perkembangan politik.
Membentuk masyarakat yang baru yaitu masyarakat madani Indonesia tentunya memerlukan berbagai paradigma baru, karena paradigma lama tidak memadai lagi. Paradigma tersebut harus mengarah kepada lahirnya suatu bangsa Indonesia yang bersatu dan demokratis. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan yang sentralistik baik didalam manajemen maupun didalam penyusunan kurikulum harus diubah dan disesuaikan dengan tuntutan pendidikan yang demokratis. Paradigma baru pendidikan nasional haruslah dituangkan dan dijabarkan di dalam berbagai program pengembangan pendidikan nasional secara bertahap dan berkelanjutan. Berbagai paradigma baru dalam pendidikan yaitu :
a. Dari segi visinya, paradigma baru pendidikan harus diarahkan pada upaya menyiapkan masa depan bangsa agar mampu berkompetisi di era global.
b. Dari segi misinya, paradigma baru saat ini di arahkan pada upaya:
§ Perluasan dan pemerataan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesi;
§ Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
§ Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk megoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
§ Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan standar nasional dan global;
§ Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip ekonomi dalam konteks NKRI.
c. Dari segi tujuannya, paradigma baru pendidikan saat ini tidak lagi bertumpu pada pemberian pengetahuan yang bersifat kognitif, melainkan harus disertai dengan mengamalkannya, menginternalisasikannya dan menggunakannya bagi kepentingan masyarakat.
d. Dari segi kurikulum, paradigma baru pendidikan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kurikulum bukan hanya yang tertulis diatas kertas, melainkan seluruh aktivitas yang memengaruhi terjadinya proses pembelajaran.
e. Dari segi proses belajar mengajar, paradigma baru pendidikan saat ini adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prrakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan psikologi peserta didik. Untuk itu, paradigma baru pendidikan dalam bidang proses belajar mengajar ini telah bergeser dari semula berpusat pada guru kepada yang berpusat pada murid.
f. Dari segi manajemen pengelolaannya, paradigma baru pendidikan saat ini melihat, bahwa kegiatan pendidikan harus dikelola dengan pendekatan manajemen bisnis yang bertumpu pada pemberian pelayanan yang memuaskan pada pelanggan.
Inti dari paradigma baru pendidikan adalah pemberdayaan masyarakat menjadi dasar dan muara dari kebijakan pendidikan sampai kepada sekolah. Mengacu kepada paradigma baru pendidikan nasional sebagaimana diungkapkan diatas, ada beberapa arah baru pengembangan pendidikan nasional, yaitu:
1. Kesetaraan pelaksanaan sektor pendidikan dengan sektor lain.
2. Pendidikan berorientasi rekonstruksi sosial.
3. Pendidikan dalam rangka pemberdayaan bangsa.
4. Pemberdayaan infrastruktur sosial untuk kemajuan pendidikan nasional.
5. Pembentukan kemandirian dan keberdayaan untuk kemajuan pendidikan nasional.
6. Penciptaan iklim kondusif untuk tumbuhnya toleransi dan konsensus dalam kemajemukan.
7. Perencanaan terpadu secara horizontal (antar sektor) dan vertikal (antar jenjang)
8. Pendidikan berorientasi peserta didik.
9. Pendidikan multikultural.
10. Pendidikan dengan perspektif global.
F. Unsur Utama dalam Manajemen Pendidikan
Ruang lingkup Manajemen sekolah dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu :
1. Manajemen administratif, meliputi proses manajemen yang pada dasarnya terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Ruang lingkup manajemen seperti ini juga sering disebut sebagai proses manajemen atau fungsi manajemen.
2. Manajemen operatif, meliputi unit-unit kegiatan dalam sebuah organisasi yang diantaranya terdiri dari Manajemen kesiswaan, Manajemen pengajaran, Manajemen personil, Manajemen persuratan dan kearsipan, Manajemen keuangan, Manajemen perlengkapan, Manajemen hubungan masyarakat, serta Manajemen perpustakaan.
Manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Jadi dalam Manajemen pendidikan terkandung unsur-unsur :
1. Tujuan yang akan dicapai.
2. Adanya proses kegiatan bersama.
3. Adanya pemanfaatan sumber daya.
4. Adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber daya yang ada.
sangat bermanfaat
BalasHapussangat membantuuu
BalasHapusgood job
BalasHapusmaterinya sangat bagus
BalasHapusbagus dan bermanfaat
BalasHapussangat bagus
BalasHapusmaterinya sangat bermanfaat
BalasHapusmaterinya sangat membantu
BalasHapusBagus sekali
BalasHapusSangat membantu
BalasHapus